Kamis, 24 Maret 2016

6 Langkah Bijak Mengatasi Anak Berkata Kasar

Umumnya anak usia prasekolah belum memahami betul arti kata yang ia ucapkan. Dia juga belum memahami apakah kata-kata itu pantas atau tidak untuk diucapkan. Ketika anak mengatakan kata kotor atau kasar, bukan bermaksud memaki, tetapi semata-mata hanya sekadar meniru. Seorang psikolog bernama Maesera Idul Adha, Psi dari RS Fatmawati Jakarta mengatakan; perilaku suka meniru sudah melekat pada anak usia prasekolah. Apa yang didengar atau dilihat di lingkungannya akan ditiru anak. Begitu ada yang baru di lingkungannya, termasuk kata-kata kasar akan cepat diadposi oleh anak. Anak begitu bersemangat mengekplorasi berbagai hal di lingkungannya. Dan orang tua tentunya tidak boleh berdiam diri. Anda sebagai orang tua perlu mengambil sikap agar tidak menimbulkan hal-hal negatif
Berikut langkah-langkah bijak yang bisa diterapkan para orang tua untuk anaknya:
1. Cari tahu penyebabnya

Orang tua harus jeli mencari penyebab anak yang senang menggunakan kata-kata kasar. Apakah setiap anak mengucap kata kasar, lalu ditertawakan oleh orang lain di rumah? Kalau memang demikian, berikan pengertian kepada semua anggota keluarga untuk tidak memberikan respons positif bila anak melontarkan kata-kata yang kurang pantas.

2. Mendampingi anak
Boleh saja menghindari lingkungan yang mengesahkan budaya mengucap kata-kata yang tidak pantas. Namun Anda tidak bisa terus menerus mensterilkan lingkungan anak. Lambat laun akan ada pengaruh dari lingkungan luar yang tidak sesuai dengan nilai positif yang Anda ditanamkan di rumah. Untuk mencegah hal ini terjadi, Anda bisa menjelaskan dengan sabar kepada anak bahwa kata-kata kasar itu tidak pantas untuk diucapkan.

3. Jangan langsung marah
Berusahalah bersikap wajar dan tidak memarahi anak. Kemarahan terkadang justru membingungkan anak dan bukan menjadi cara efektif untuk mencegah anak tidak mengucapkan kembali kata-kata kasar tersebut. Didalam beberapa kasus, anak yang kurang mendapat perhatian, justru akan mengulangi hal yang tidak disukai orangtua agar ia dimarahi. Bagi anak, dimarahi orangtua menjadi salah satu bentuk perhatian.

4. Menjelaskan arti katanya
Coba tanyakan pada anak apa maksudnya mengucapkan kata tersebut. Mungkin ia tidak bisa menjelaskannya. Artinya ia memang tidak paham apa arti kata kasar dan jorok tersebut dan belum sadar kalau kata-kata itu dapat menyakiti orang lain. Tugas Anda sebagai orang tua adalah menggali pemahaman anak mengenai kata tersebut dan mencari tahu alasan anak melontarkannya, lalu meluruskan perilaku yang tidak pantas tersebut.

5. Membimbing dan mengarahkan
Jangan mudah menyerah jika anak sudah dinasihati, namun tetap mengulang kata-kata tidak pantas itu. Tugas orangtua adalah membimbing dan mengarahkan anak Anda secara terus menerus.

6. Membuat kesepakatan
Bila anak masih saja mengulangi kata kasar dan kotor, meski sudah dinasihati berulang kali, buatlah kesepakatan. Berikan hukuman yang sudah disepakati bersama, namun jangan memberikan hukuman fisik. Contohnya; anak diminta duduk selama tiga menit tidak boleh kemana-mana atau tidak boleh bermain.

Alasan anak berkata kasar sangat beragam, di antaranya mencari perhatian orang tua, merasa senang atau bangga serta pengaruh dari lingkungannya. Perilaku buruk ini tentu saja bisa diatasi dengan memberi contoh yang baik di lingkungan keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar