Kegagalan dalam menjaga pola hidup sehat bisa menyebabkan diabetes dan obesitas.
Keduanya merupakan pintu masuk beragam penyakit. Namun dengan rajin
mengonsumsi buah, beberapa penelitian mengungkap bahwa kedua masalah
kesehatan tersebut tidak lagi menjadi ancaman.Hampir semua buah
memberikan banyak manfaat, namun ada beberapa buah yang memiliki
konsentrasi lebih tinggi dari vitamin dan nutrisi.
Beberapa buah-buahan ternyata memiliki manfaat khusus bagi tubuh:
1. Apel: Pembersih kolesterol
Penelitian membuktikan bahwa apel bisa melindungi terhadap risiko asma dan penyakit paru-paru obstruktif kronik berkat tingginya antioksidan flavonoid di dalamnya. Senyawa quercetin juga turut melindungi sel-sel otak dari radikal bebas.
2. Jeruk: Mencengah kanker
Kandungan zat nobiletin di kulit jeruk efektif mencegah atheroschlerosis atau pembentukan plak (kolesterol dan lemak) di pembuluh darah. Nobiletin juga bisa meningkatkan sensitivitas insulin. Oleh karena itu, nobiletin berperan penting dalam mencegah stroke dan diabetes.Jeruk juga terbukti membantu mencegah risiko kanker. Senyawa salvestrol Q40 yang ditemukan dalam kulit jeruk dapat menghentikan aktivitas enzim yang memicu pertumbuhan sel kanker. Cobalah untuk mencampurkan kulit jeruk ke dalam teh hangat atau menaburkannya ke dalam salad.
3. Grapefruit: Penangkal diabetes
Grapefruit bisa menurunkan risiko resistensi insulin, biang kerok munculnya diabetes tipe 2. Antioksidan naringenin yang memberikan rasa pahit di jeruk akan bertindak meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.Naringenin juga dapat mengaktifkan protein kecil, yang disebut nuclear receptor, menyebabkan hati memecahkan lemak bukan menyimpannya. Lemak berlebihan menempatkan penderita diabetes pada masalah komplikasi kesehatan dan mengurangi efektivitas insulin. Itulah mengapa grapefruit bisa mengatasi obesitas dan diabetes sekaligus.
4. Stroberi: Melawan kanker
Penelitian dari University of California menemukan bahwa konsumsi stroberi secara rutin bisa melawan efek pembekuan darah dan inflamasi dari makanan tinggi lemak, karbohidrat dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Serta, vitamin C meningkatkan produksi kolagen dan faktor penyerapan zat besi, yang memberikan perlindungan dari rambut rontok.
5. Blueberi: Penghancur lemak
Buah ini menjadi senjata ampuh melawan obesitas karena rendah kalori.Manfaat blueberi juga dirasakan bagi otak. Antioksidan anthocyanin yang memberikan pewarna ungu cerah di kulit blueberi memberi perlindungan terhadap fungsi memori otak, sehingga mencegah timbulnya kepikunan.
6. Anggur: Pembasmi peradangan
Sebagai makanan yang kaya polifenol, anggur (terutama anggur merah), dapat mengurangi peradangan yang berkontribusi terhadap berbagai penyakit kronik, termasuk diabetes tipe 2, pengerasan arteri dan tekanan darah tinggi, serta penyakit radang, seperti rematik, encok dan asma.
Semoga bermanfaat....
sumber: kesekolah.com
Rabu, 14 Januari 2015
Anak Suka Mengadu? Atasi dengan Cara Ini
Menghadapi anak yang selalu mengadu diperlukan sikap yang tenang, jangan gegabah
mengambil sikap dan koreksilah keterangan selengkapnya dari segala
sumber. Yang perlu diingat, saat mengadu, anak hanya ingin mencurahkan
perasaannya saja. Nah, tidak semua pengaduan harus ditanggapi karena
bisa membuat karakter anak tidak baik. Ini solusi mengatasinya.
Mengapa Dia Mengadu?
Psikolog anak Jerry Wyckoff, penulis buku Discipline Without Shouting or Spanking, mengatakan; Sebenarnya penyebab anak mengadu itu sama saja seperti orang dewasa. Mereka ini menunjukkan kekuatannya, meningkatkan rasa percaya diri atau hanya sekadar ingin diperhatikan. Mengadu bisa membuat seorang anak merasa lebih di atas anak yang lain, agar lantas lebih disukai oleh orangtua maupun gurunya di sekolah. Sisi positif dari kebiasaan mengadu adalah, tindakan ini menandakan anak sudah memahami aturan dan bisa membedakan hal yang baik dan yang tidak. Namun, mengingat anak-anak di usia prasekolah masih dalam tahap belajar menyelesaikan masalah dan bagaimana mengatasi konflik, mengadu sering juga dijadikan mereka sebagai solusi ketika mengalami masalah.
Lihat Situasinya
Sebelum menanggapi pengaduan anak, ada baiknya Anda lihat dulu situasinya. Anak-anak perlu belajar bahwa mengadu itu belum tentu baik, tapi mereka juga perlu merasa aman untuk meminta bantuan apabila diperlukan. Masalahnya, anak-anak masih belum bisa mengerti bahwa yang dilihat itu memang perlu diadukan atau tidak. Ajarkan mereka untuk mengadu ketika apa yang dilihat itu berbahaya, bukannya karena dia kesal melihatnya.
Hindari Memberi Hukuman
Pada beberapa situasi, pengaduan anak mungkin tidak relevan. Dalam hal ini, tidak perlu sampai menghukum anak yang mengadu. Kembali lagi, anak mengadu supaya dia dapat kekuatan lebih. Kalau Anda memihak anak yang mengadu, itu sama saja Anda membenarkan kebiasaan ini, karena sudah membantunya mencapai apa yang dia mau. Selain itu, Anda juga bisa terperangkap memperlakukan anak yang lain dengan tidak adil, jika ternyata anak yang mengadu itu melebih-lebihkan ceritanya.
Alihkan Tindakan Pada Saat Terjadi
Kalau anak-anak sering saling mengadukan saudaranya hampir setiap hari, salah satu cara paling jitu adalah menyibukkan mereka sehingga lupa untuk mengadu. Jadi, sewaktu salah satu dari mereka datang membawa kabar bahwa saudaranya sedang berbuat nakal (tapi tidak berbahaya), Anda bisa memintanya untuk menggambar apa yang dilakukan saudaranya itu di kertas. Lalu kalau sudah selesai ditaruh di meja untuk Anda lihat kemudian. Kemungkinan, anak itu akan merasa usahanya tidak berhasil. Tekankan padanya bahwa kamu lebih senang mendengarkannya bercerita tentang apa yang dia lakukan, ketimbang apa yang dilakukan oleh saudaranya.
Cari Jalan Lain
Saat anak mengadu, Anda bisa mengajaknya bicara dan membahas apa yang sebenarnya terjadi. Setelahnya, mengajaknya untuk mencari solusi untuk masalah itu.
Dalam menanggapi anak yang suka mengadu, seperti banyak situasi lainnya dengan anak-anak, Anda harus berhati-hati. Menyeimbangkan upaya untuk mengurangi sikap mengadu yang mengganggu dengan membuat anak-anak merasa mereka dapat berbicara kepada Anda tentang masalah tidaklah mudah, tetapi ini layak dilakukan dengan tepat.
sumber: kesekolah.com
Mengapa Dia Mengadu?
Psikolog anak Jerry Wyckoff, penulis buku Discipline Without Shouting or Spanking, mengatakan; Sebenarnya penyebab anak mengadu itu sama saja seperti orang dewasa. Mereka ini menunjukkan kekuatannya, meningkatkan rasa percaya diri atau hanya sekadar ingin diperhatikan. Mengadu bisa membuat seorang anak merasa lebih di atas anak yang lain, agar lantas lebih disukai oleh orangtua maupun gurunya di sekolah. Sisi positif dari kebiasaan mengadu adalah, tindakan ini menandakan anak sudah memahami aturan dan bisa membedakan hal yang baik dan yang tidak. Namun, mengingat anak-anak di usia prasekolah masih dalam tahap belajar menyelesaikan masalah dan bagaimana mengatasi konflik, mengadu sering juga dijadikan mereka sebagai solusi ketika mengalami masalah.
Lihat Situasinya
Sebelum menanggapi pengaduan anak, ada baiknya Anda lihat dulu situasinya. Anak-anak perlu belajar bahwa mengadu itu belum tentu baik, tapi mereka juga perlu merasa aman untuk meminta bantuan apabila diperlukan. Masalahnya, anak-anak masih belum bisa mengerti bahwa yang dilihat itu memang perlu diadukan atau tidak. Ajarkan mereka untuk mengadu ketika apa yang dilihat itu berbahaya, bukannya karena dia kesal melihatnya.
Hindari Memberi Hukuman
Pada beberapa situasi, pengaduan anak mungkin tidak relevan. Dalam hal ini, tidak perlu sampai menghukum anak yang mengadu. Kembali lagi, anak mengadu supaya dia dapat kekuatan lebih. Kalau Anda memihak anak yang mengadu, itu sama saja Anda membenarkan kebiasaan ini, karena sudah membantunya mencapai apa yang dia mau. Selain itu, Anda juga bisa terperangkap memperlakukan anak yang lain dengan tidak adil, jika ternyata anak yang mengadu itu melebih-lebihkan ceritanya.
Alihkan Tindakan Pada Saat Terjadi
Kalau anak-anak sering saling mengadukan saudaranya hampir setiap hari, salah satu cara paling jitu adalah menyibukkan mereka sehingga lupa untuk mengadu. Jadi, sewaktu salah satu dari mereka datang membawa kabar bahwa saudaranya sedang berbuat nakal (tapi tidak berbahaya), Anda bisa memintanya untuk menggambar apa yang dilakukan saudaranya itu di kertas. Lalu kalau sudah selesai ditaruh di meja untuk Anda lihat kemudian. Kemungkinan, anak itu akan merasa usahanya tidak berhasil. Tekankan padanya bahwa kamu lebih senang mendengarkannya bercerita tentang apa yang dia lakukan, ketimbang apa yang dilakukan oleh saudaranya.
Cari Jalan Lain
Saat anak mengadu, Anda bisa mengajaknya bicara dan membahas apa yang sebenarnya terjadi. Setelahnya, mengajaknya untuk mencari solusi untuk masalah itu.
Dalam menanggapi anak yang suka mengadu, seperti banyak situasi lainnya dengan anak-anak, Anda harus berhati-hati. Menyeimbangkan upaya untuk mengurangi sikap mengadu yang mengganggu dengan membuat anak-anak merasa mereka dapat berbicara kepada Anda tentang masalah tidaklah mudah, tetapi ini layak dilakukan dengan tepat.
sumber: kesekolah.com
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Asam jawa atau nama ilmiahnya Tamarindus indica merupakan tanaman yang biasa di gunakan sebagai bumbu masakan Indonesia. Umumnya digunakan ...
-
Jika kita dengar ada anak hiperaktif dalam bayangan kita pasti anak itu selalu bertingkah berlebihan dan mengganggu. Sebenarnya apa itu hi...
-
Tanaman dengan nama latin Mintha Spacata ini merupakan salah satu herbal tertua dan paling popular yang berkembang diseluruh dunia. Tanaman...