Selasa, 18 November 2014

Yuk Kendalikan Stres!

Selama menjalani kehidupan di dunia, manusia pasti akan menghadapi tantangan dan masalah. Terkadang masalah-masalah tersebut sulit sekali kita hindari maupun kita temui jalan keluar ataupun solusinya. Masalah-masalah seperti masalah keluarga, percintaan, persahabatan, keuangan maupun masalah yang terkait dengan pekerjaan Anda sehari-hari. Stres merupakan reaksi normal terhadap perubahan dan gejolak kehidupan sehari-hari. Stres dapat diderita siapa pun tanpa pandang status kaya, miskin, tua, muda, lelaki atau perempuan.

Pada penderitanya, stres dapat mengakibatkan jantung berdebar, otot tubuh menegang, sulit tidur walau mata dalam posisi terpejam, nafsu makan hilang, atau sebaliknya terlalu banyak makan, kepala pening, perut perih dan diare, perasaan lelah serta susah berkonsentrasi.

Bila sudah begini, stres akan mengganggu hampir semua rutinitas hidup Anda. Bukan cuma itu, stres bisa berujung pada penyakit sroke. Karena itu, stres harus di atasi. Nah, untuk mensiasatinya, Anda harus pandai-pandai mengendalikan stres agar terhindar dari resiko stroke.

Berikut beberapa caranya: 
1. Anda harus realistis terhadap keinginan yang hendak Anda raih.
2. Susunlah rencana kerja yang konkrit dan mampu Anda realisasikan dan kerjakan.
3. Berpikir positif menghadapi suasana lingkungan.
4. Sediakan waktu untuk menyalurkan bakat dan hobby atau kesenangan yang positif.
5. Mintalah masukan dari pasangan, kerabat, teman atau pada pemuka agama untuk mencari solusi atas setiap masalah Anda.

Luangkan waktu Anda untuk melakukan cara tersebut diatas sehingga Anda terhindar dari stres yang pada akhirnya tubuh Anda akan lebih sehat.

sumber: kesekolah.com

Dampak Kebiasaan Buruk Orangtua pada Perilaku Anak

Menekankan pada hal-hal yang salah sering kali orang tua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang sering tidak akur, sering bertengkar. Ketika mereka bertengkar, mungkin kita melerai atau memarahi mereka. Akan tetapi, ketika mereka sedang akur, bermain dengan baik, apa yang kita lakukan? Seringkali kita diam saja karena menganggap tidak ada yang perlu di-omong-in. Toh mereka sudah asyik bermain dengan baik. Orangtua adalah sumber referensi utama perilaku pada anak. Jika kita ingin memiliki anak yang berprilaku baik, maka berkacalah pada diri sendiri terlebih dahulu. Dengan membiasakan diri berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari anak pun juga akan meniru perilaku baik Anda.

 Berikut kebiasaan orangtua yang menghasilkan perilaku buruk pada anak: 
1. Emosional 
Hindari kebiasaan emosional seperti cepat marah kepada anak, karena anak cenderung percaya bahwa hal buruk yang menyebabkan Anda marah karena kesalahan mereka.

2. Lebih menekankan pada hal yang buruk daripada yang baik 
Sebagai contoh jika anak berbuat salah orangtua langsung memarahi sedangkan pada saat dia berbuat kebaikan dianggap hal biasa dan tidak ada ucapan penghargaan kepada anak. Sikap yang lebih memperhatikan kesalahan anak bisa memicu anak untuk mengulangi kesalahan atau melakukan hal buruk yang lain. Mengapa demikian ? karena anak akan menganggap dengan melakukan kesalahan, orang tua lebih memerhatikan mereka.

3. Berbohong demi kebaikan 
Apapun alasannya,berbohong bukanlah suatu hal yang baik,apalagi jika melakukannya di depan anak atau membohongi anak secara langsung.

4. Hindari sikap mengancam 
Perintah tanpa adanya komunikasi yang baik dengan cara memandang wajah anak saat berbicara akan berpengaruh buruk pada anak. Jika hendak memberitahu bahwa anak salah sebaiknya Anda berbicara dengan menatap anak dengan lembut dan perlihatkan ekspresi bahwa Anda tidak suka dengan apa yang dia lakukan.

5. Memberikan predikat yang buruk 
Kebiasaan memberikan predikat yang buruk pada anak akan berdampak psikologis yang buruk pada anak. Anak akan menjadi tidak percaya diri, minder merasa bodoh dan anak akan merasa benci pada dirinya sendiri.

6. Terlalu sering memegang gadget 
Sebaiknya saat sedang bersama anak, simpanlah gadget Anda dan bermainlah dengan dengan anak Anda. Kebiasaan yang selalu memegang gadget menciptakan kebiasaan anak untuk trus bermain gadget dan mengubah pola pikir anak bahwa kegiatan di luar rumah untuk bermain dengan teman sebaya tidak penting karena bermain gadget jauh lebih menyenangkan.

Jika salah satu kebiasaan di atas pernah Anda lakukan, marilah kita menghentikan kebiasaan tersebut dan menggantinya dengan kebiasaan baik demi masa depan anak kita tercinta.

sumber: kesekolah.com