Jumat, 23 Januari 2015

Tips Sehat Memakai Lensa Kontak Warna

Lensa kontak memang lebih populer untuk banyak alasan. Selain lebih nyaman untuk digunakan dibandingkan dengan kaca mata, dan juga untuk menunjang penampilan, terutama lensa kontak berwarna. Dengan menggunakan atau memilih lensa kontak berwarna memang bisa membuat penampilan kita jadi berbeda dan lebih istimewa. Namun sayang, saat ini banyak lensa kontak yang berbahaya karena bisa menimbulkan iritasi pada mata. Salah satu kontak lensa yang cukup berbahaya adalah lensa kontak warna. Untuk tetap menjaga keamanan dan kesehatan mata, ini tips sehat memakai lensa kontak warna.

Resep Dokter 
Meskipun lensa kontak bisa dibeli di salon, toko dan tempat lain dengan harga terjangkau. Pastikan bagi Anda untuk membeli lensa kontak warna pada dokter mata. Resep dokter disinyalir lebih sehat dan baik meskipun harga yang ditawarkan terbilang cukup mahal.

Kebersihan air 
Kebersihan dan kesehatan air yang digunakan untuk menyimpan lensa kontak sangat perlu diperhatikan. Pastikan Anda menggunakan air bersih dan sesuai dengan resep dokter. Hindari menggunakan air kran dan air berbahaya lain. Air kran memicu tumbuhnya bakteri pada kontak lensa Anda sehingga ia bisa menimbulkan iritasi serta sakit mata.

Kebersihan lensa 
Pastikan untuk selalu menjaga kebersihan lensa kontak Anda di rumah maupun saat berpergian. Kebersihan lensa kontak tidak hanya membuatnya awet dan tahan lama, tetapi juga aman bagi kesehatan mata Anda.

Lepas Lensa 
Saat Tidur Pastikan untuk melepas lensa kontak di saat Anda tidur. Selain menjamin kesehatan Anda, melepas lensa kontak warna saat tidur bisa meminimalisir risiko dari bahaya lensa kontak. Melepas lensa kontak saat tidur bisa membantu mata mendapatkan oksigen cukup.

Agar mata tetap sehat dan cantik, tentunya harus diimbangi dengan perawatan yang maksimal bukan? Termasuk perawatan terhadap penunjang kecantikan dan kesehatan mata yakni lensa kontak warna.

sumber: kesekolah.com

Susah Berdiri dengan 1 Kaki? Hati-Hati Penyakit Ini

Stroke merupakan penyakit yang sangat ditakuti ketika beranjak masa tua. Penyakit ini menyebabkan penderitanya mengalami kelumpuhan pada anggota badan tertentu. Seperti sulit berjalan, berbicara, bergerak dan lain sebagainya. Naiknya tekanan darah hingga memecahkan pembuluh darah di otak adalah penyebab stroke. Stroke merupakan silent killer, sayangnya banyak orang yang tidak mengetahui bahwa mereka terkena risiko stroke hingga akhirnya penyakit ini semakin menggawat.

Cara termudah untuk mendeteksi penyakit ini secara dini adalah dengan berdiri menggunakan 1 kaki selama 20 detik atau lebih. Sebab tes ini membutuhkan kesehatan otak yang prima untuk menjaga keseimbangan tubuh Anda. Jika terjadi kerusakan atau pendarahan pembuluh darah di otak, maka Anda akan mengalami kesulitan untuk melakukan gerakan ini.

Profesor Yasuharu Tabara, peneliti dari Center for Genomic Medicine di Kyoto University Graduate School of Medicine, Jepang mengatakan; Penelitian ini menemukan bahwa kemampuan Anda untuk menjaga keseimbangan membutuhkan kesehatan otak yang baik. Jika Anda tidak bisa melakukannya, maka hal ini adalah indikasi dari peningkatan risiko penyakit otak atau penurunan kognitif.

Penelitian yang diterbitkan di American Heart Association's journal Stroke ini melibatkan 841 wanita dan 546 pria dengan usia rata-rata 67 tahun. Setelah mereka berdiri dengan 1 kaki, otak mereka dipindai. Para peneliti kemudian menemukan bahwa mereka yang memiliki kesulitan untuk berdiri dengan 1 kaki, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit stroke.

Itulah salah satu gejala dini yang bisa mengetahui seseorang dapat berisiko terkena stroke. Semoga bermanfaat.

sumber: kesekolah.com

Kendala Belajar Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

Semua orangtua tentunya menginginkan anaknya bisa belajar dengan baik dan tumbuh menjadi manusia yang cerdas. Bahkan tidak sedikit orangtua yang berupaya supaya anaknya bisa memiliki prestasi di sekolah. Anak-anak yang duduk di bangku sekolah memang memiliki permasalahan tersendiri, ini lantaran karena mereka mempunyai cara sendiri dalam memahami suatu pelajaran. Banyak yang beranggapan bahwa anak saat menghadapi kesulitan dalam memahami pelajaran, dianggap mereka tidak memiliki mampuan untuk menangkap materi pelajaran.

Jika para orang tua dan pengajar sudah terlebih dahulu menganggap tidak mampu, itu merupakan hal yang belum tentu benar. Yang harus diketahui setiap anak memiliki cara belajarnya sendiri, tidak semua anak sama dalam memahami berbagai hal. Sebagai orang tua dan pengajar, sebaiknya harus tahu bagaimana karakter anak dalam belajar. Mengamati sebelum memberikan sebuah pelajaran dimaksudkan agar anak tersebut bisa menyerap materi yang akan diberikan.

Berikut kendala anak dalam belajar yang harus dimengerti oleh orang tua: 
1. Auditory 
Anak pada kendala auditory yaitu anak cenderung lebih aktif, seperti banyak berbicara. Lebih cenderung untuk menyenangi suatu hal yang ia tekuni, sehingga tidak peduli dengan suatu hal yang baru di sekitarnya. Anak pada tipe ini tidak akan bisa belajar dengan suasana yang ribut, ramai dan lebih memilih ketenangan.

2. Visual 
Disini anak tidak suka untuk berbicara di depan kelompok dan tidak suka mendengarkan orang lain. Namun disisi lain anak tersebut tahu apa yang dimaksud namun sulit untuk mengungkapkan. Sebagai contoh umumnya anak dengan kendala ini yaitu sering lupa ketika ditanya, sering lupa untuk menyampaikan sesuatu. Seringnya terlambat untuk menyalin pelajaran, serta kesulitan mereka menerima pesan secara lisan.

3. Kinestetik 
Anak pada kendala ini sangat sulit mempelajari hal yang abstrak seperti simbol matematika atau peta. Tidak bisa belajar di sekolah yang konvensional di mana guru menjelaskan dan murid diam. Kapasitas energinya cukup tinggi sehingga bila tidak disalurkan akan berpengaruh terhadap konsentrasi belajarnya.

Secara sederhana, gaya belajar dapat kita artikan sebagai kemampuan seseorang untuk menerima, menyerap, mengatur dan mengolah informasiyang diterimannya. Jika kita kaitkan dengan dunia pendidikan, gaya belajar seorang pelajar merupakan kemampuan kombinasi yang dimiliki oleh pelajar tersebut untuk menerima, menyerap, mengatur dan mengolah materi pelajaran yang diterimanya selama proses pembelajaran. Gaya belajar tersebut merupakan kunci untuk mengembangkan motivasi dan potensi belajar anak.

sumber: kesekolah.com

Hati-Hati Jika Anak Mengaku Punya Teman Khayalan

Memiliki sahabat tentu saja menyenangkan. Kita jadi memiliki seseorang yang bisa menjadi tempat cerita, ngobrol, melakukan banyak hal dan tumbuh bersama-sama. Namun apa jadinya jika yang menjadi sahabat adalah sosok yang hanya ada dalam khayalan? Terkadang orang tua khawatir karena anaknya sering berbicara sendiri disela-sela melakukan aktivitas. Sebaiknya orang tua jangan selalu menanggapi hal yang terjadi pada buah hati sebagai hal-hal yang berbau gaib, mistis, atau berkaitan dengan indera keenam. Jika anak menginjak usia 3-4 tahun hal tersebut adalah hal yang wajar terjadi pada saat anak usia tersebut. Tetapi yang perlu orang tua perhatikan lebih lanjut adalah apabila kebiasan berimajinasi dan memiliki teman khayalan tersebut berlanjut hingga usia lebih dari 3-4 tahun.

Bisa jadi buah hati mengalami gejala awal autis. Sebagai orang tua sebaiknya jangan membiarkan anak tenggelam dalam situasi imajinasi tersebut. Alihkan perhatian anak dari imajinasinya dengan cara melakukan aktivitas-aktivitas positif, misalnya dengan segera mengajak anak berbicara dan bermain ketika asyik berimajinasi. Anak autis memang biasanya memiliki kemampuan berimajinasi yang tinggi. Anak dengan autis biasanya memiliki dunia sendiri bahkan teman khayalan.

Langkah pencegahan sejak dini adalah hal penting untuk menyembuhkan anak dari gejala awal autis. Daya imajinasi yang tinggi pada anak dengan autis sering kali membuat anak dengan autis mengisolasi diri dari lingkungan sekitarnya. Mereka menghindari berinteraksi dengan teman-teman sepermainan dan malah lebih memilih asyik bermain dengan teman khayalan.

Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menangani khayalan pada anak: 
1. Tempatkanlah posisi teman khayalan sebagai pihak yang positif. Teman khayalan bisa membantu anak dengan autis untuk mengekpresikan diri dan membuat sang anak menjadi merasa tidak kesepian. Teman khayalan bisa membuat anak dengan autis terpancing daya kreativitas dan rasa keingintahuannya.

2. Tidak mehancurkan hubungan anak dengan teman khayalannya, tetapi berusaha agar anak tidak terlalu terlibat interaksi dengan teman khayalannya. Maksudnya adalah mengikuti skenario anak tetapi orang tua juga turut memperingatkan kalau teman khayalan sang anak adalah tidak nyata.

3. Sesekali selipkan kalimat-kalimat pada saat orang tua berbicara anak bahwa teman khayalan tidaklah nyata, misalnya dengan mengatakan "Senangnya pura-pura bermain dengan Ani". Paling tidak anak lama kelamaan akan sadar bahwa teman khayalan mereka ternyata tidak nyata.

4. Yang patut diwaspadai oleh orang tua adalah jika anak dengan autis terlalu berinteraksi dengan teman khayalannya. Hal ini dapat membuat pribadi anak menjadi lebih tertutup dan tidak mudah berinteraksi sosial dengan orang lain.

Jangan biarkan kebiasaan anak berinteraksi dengan teman khayalan ini berlajut hingga dewasa. Karena penangannya jauh lebih sulit, lebih baik dilakukan terapi atau penanganan sejak dini. Memiliki teman khayalan adalah hal wajar yang bisa saja dialami oleh setiap anak tetapi menjadi hal yang tidak wajar lagi jika terjadi pada usia anak yang semakin dewasa. Bisa saja ini merupakan tanda adanya gangguan autis pada anak.

sumber: kesekolah.com