Selasa, 11 November 2014

Perlunya Mengenali Jenis-Jenis Insomnia

Tidur merupakan salah satu fungsi dari otak,dimana dengan bila fungsi ini terganggu tentunya dapat menyebabkan masalah pada diri kita. Pemahaman tentang proses tidur dan terjaga menimbulkan identifikasi dan klasifikasi terhadap berbagai macam gangguan tidur yang disebut dengan insomnia.

Insomnia adalah masalah tidur yang sangat mengganggu. Jika normalnya seseorang harus memperoleh waktu tidur selama 8 jam per hari, maka penderita insomnia sulit untuk memenuhinya. Akibatnya aktivitas keseharian mereka akan terganggu akibat kurangnya waktu tidur. Insomnia ternyata terdiri atas beberapa jenis. Jadi bukan hanya satu jenis seperti yang sering disangka oleh orang. Apa saja jenis insomnia yang kerap diderita tersebut?

Berikut jenis-jenis insomnia: 
1. Insomnia kebiasaan 
Kebiasaan tidur sejak kecil juga berpengaruh terhadap kondisi tidur saat dewasa. Jika Anda sejak kecil tidak dibiasakan untuk tidur dalam waktu tertentu, maka hingga dewasa ini akan berlanjut. Jadi sebaiknya Anda biasakan putra putri sejak kecil memiliki waktu tidur yang teratur, misal jam 9 malam sudah harus tidur. Ini mengurangi insomnia akibat terbiasa begadang.

2. Insomnia idiopatik 
Ini adalah masalah tidur yang terjadi bawaan sehingga agak sulit diatasi. Sepanjang hidup masalah ini akan terus terjadi pada penderita. Penyebabnya tidak bisa dijelaskan secara pasti, namun bisa jadi karena adanya faktor alami dalam tubuh semisal ketidakseimbangan siklus tidur.

3. Insomnia biasa 
Kondisi ini adalah masalah kesulitan tidur yang umum dialami; misal sudah ngantuk tapi tidak juga bisa terlelap, tidur tapi hanya sebentar, bangun di tengah malam dan sulit tidur lagi hingga berjam-jam, dan sejenisnya. Hal itu tidak terjadi setiap hari, namun mengganggu aktifitas.

4. Insomnia akut 
Kondisi ini dipicu oleh stres, bisa stres negatif atau positif. Misalnya stres positif adalah Anda merasa begitu bahagia sehingga tidak bisa tidur. Atau stres negatif, Anda merasa sedih hingga mengganggu waktu tidur Anda. Umumnya insomnia ini akan muncul seiring datangnya stres, dan hilang seiring hilangnya stres.

Nah, jenis insomnia apa yang Anda derita?

sumber: kesekolah.com

Pola Emosional Bayi yang Wajib Dipahami

Anak yang memasuki usia balita menunjukkan emosinya bukan hanya dengan menangis. Mereka bisa marah sambil melempar barang atau bahkan memukul. Ketika melihat anak melakukan tindakan tersebut, hal yang sebenarnya bisa membantu si kecil mengatasi kemarahannya adalah dengan melihat perilakunya itu dari perspektifnya. Balita juga memiliki pola emosional yang hampir sama dengan orang dewasa. Hanya saja kemampuan untuk mengkomunikasikan dan mengekspresikannya sedikit berbeda. Untuk itu sangat penting bagi Anda untuk memahami pola emosional yang dimiliki bayi.

Secara umum pola emosional bayi meliputi rasa kemarahan, ketakutan, kegembiraan, Rasa ingin tahu dan afeksi. Lantas apa saja yang perlu Anda ketahui dan pahami terkait pola emosional bayi ini? Berikut panduan yang semoga bisa membantu Anda.

1. Kemarahan. 
Bayi biasanya akan mengekspresikan perasaan marahnya dengan menangis, berteriak, meronta-ronta, menendang, dan sebagainya. Perasaan marah pada bayi biasanya dipicu karena adanya sesuatu yang tidak ia kehendaki terjadi padanya. Misalnya ketika ia sedang menginginkan sesuatu namun Anda tidak memberikan apa yang ia inginkan seperti ketika ia sedang merasa lapar namun Anda tidak segera menyusuinya.

2. Ketakutan. 
Hal yang mudah membangkitkan ketakutan bayi adalah suara keras, orang asing, benda aneh, tempat gelap atau tinggi dan binatang. Begitu juga bila ada hal yang tiba-tiba atau tidak lazim yang baru pertama kali dilihatnya. Reaksi dari rasa takutnya adalah kaget, menangis, merengek, menahan nafas, sampai menjauhkan diri dari pemicu takut. Agar bayi tidak mudah takut, beri ia kesempatan untuk bergaul dengan lingkungan di luar rumahnya atau mengenal benda-benda yang aneh dan asing. Dengan demikian ia akan mudah beradaptasi bila melihat hal atau suasana baru lainnya.

3. Kegembiraan. 
Rasa senang atau gembira bayi ditunjukkan dalam bentuk senyuman, tertawa, serta sikap menggerak-gerakkan kedua tangan dan kakinya. Rasa gembira pada bayi akan muncul mana kala Anda mengejaknya bercanda, berbicara, dan memperlihatkannya sesuatu yang ia sukai.

4. Rasa Ingin Tahu. 
Benda yang pertama dilihatnya atau hal-hal yang menyolok dapat merangsang ingin tahu bayi. Ia menunjukkan rasa ingin tahunya dengan ekspresi wajah aseoerti, menegangkan otot muka, membuka mulut dan menjulurkan lidah. Kemudian bayi mulai mengambil benda yang menggelitik rasa ingin tahunya dengan memegang, membolak-balik, melempar atau memasukkan ke mulutnya. Tetapi terkadang rasa ingin tahu bayi bisa saja membahayakan seperti menarik-narik taplak meja karena bisa saja ia tertimpa benda yang berada di atasnya. Singkirkan benda-benda berbahaya sementara waktu dan alihkan perhatiannya pada hal-hal lain yang aman agar tetap terpenuhi rasa ingin tahunya.

 5. Afeksi. 
Yang ditunjukkan pada buah hati tercinta seperti kasih sayang, perhatian, perawatan akan menumbuhkan pula afeksi bayi. Ia akan menunjukkan sikap afeksinya dengan mencium atau memeluk orang, benda, atau binatang sebagai ungkapan rasa cintanya. Saat bayi terjaga ia menghendaki perhatian lebih dari orang-orang di sekitarnya. Mula-mula bayi merasa aman ditinggal lalu sesaat kemudian ia akan rewel dan marah untuk menunjukkan ia bosan dan ingin diperhatikan. Bertambahnya usia bertambah pula tuntutan bayi untuk diperhatikan dan dicintai.

sumber: kesekolah.com