Jumat, 20 Maret 2015

Nutrisi Penambah Sel Darah Merah untuk Anemia

Anda merasakan tubuh lemas, letih, lesu, mudah capek, muka pucat, pusing, mengantuk, mata berkunang-kunang ketika seketika bangun dari duduk yang agak lama. Jika demikian, kemungkinan besar Anda sedang mengalami Anemia atau gejala kurang darah yang sangat mengganggu aktifitas. Anemia merupakan suatu kondisi tubuh di mana sel darah merah mengalami penurunan kadar oksigen sehingga tidak cukup mampu memenuhi kebutuhan sel tubuh yang kemudian berakibat pada penurunan vitalitas tubuh. Nah, untuk menambah kemampuan sel darah merah mengikat oksigen atau mencegah anemia, ada beberapa makanan kaya vitamin B, B12 dan zat besi yang bisa Anda konsumsi.

Berikut ini daftarnya: 
1. Vitamin B 
Vitamin B seperti B12 dan asam folat diperlukan untuk menghasilkan sel darah merah. Karena asam folat dibutuhkan setiap hari, untuk memenuhi kebutuhannya, perbanyak makan sayuran hijau seperti bayam, kangkung, brokoli, serta kacang-kacangan dan biji-bijian. Jangan memasak sayur terlalu matang agar tidak kehilangan banyak nutrisi.

2. Vitamin B12 
Kekurangan vitamin B12 biasanya terjadi pada vegetarian, karena nutrisi ini umumnya ditemukan pada produk makanan hewani. Makanan seperti hati, Tuban, telur, susu, keju, dan yoghurt dapat menambah asupan nutrisi vitamin B12 Anda.

3. Zat Besi 
Untuk memenuhi zat besi yang berfungsi menguatkan sel darah merah, Anda bisa mengonsumsi asparagus, biji wijen, kacang almond, kismis hitam dan berbagai sayuran. Anda juga bisa menambahkan zat besi dengan mengonsumsi gula merah yang dicairkan pada panci, karena memasak menggunakan logam atau besi akan menambah kadar zat besi pada masakan.

Jadi, jangan lupa juga untuk mencukupi asupan vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi. Dengan begitu, Anda akan jauh dari anemia.

sumber: kesekolah.com

Sulit Fokus? Atasi dengan Makanan Berikut Ini!

Anda pernah merasa sulit fokus sampai-sampai perlu beberapa saat untuk memahami apa yang dimaksud lawan bicaramu? Untuk Anda yang senantiasa perfeksionis, hal itu pasti memalukan? Bahkan, ketika terjadi terlalu sering, bisa jadi itu akan membuatmu dicap lemot. Kesulitan untuk segera menangkap poin pembicaraan sebenarnya terjadi sebagai imbas otak sulit fokus. Nah, agar tidak terlalu sering terjadi, yuk rutin konsumsi beberapa makanan berikut karena terbukti mampu meningkatkan kemampuan fokus:

1. Ikan 
Asupan berikutnya yang baik dikonsumsi ketika dirimu mulai merasa sulit fokus adalah ikan. Baik ikan air tawar maupun ikan laut, keduanya kaya kandungan omega 3 yang merupakan lemak sehat untuk otak. Tidak hanya membantu kita lebih mudah fokus, omega 3 disebut-sebut juga mampu menekan risiko kerusakan otak yang menjadi penyebab tertinggi terjadinya stroke.

2. Kacang-Kacangan 
Kacang-kacangan merupakan sumber nutrisi alami menyehatkan untuk otak. Beberapa penelitian bahkan menyebut, lemak baik pada kacang-kacangan akan membantu otak lebih tenang, daya ingat terjaga, serta tubuh lebih sehat. Dengan tiga hal ini, berkonsentrasi tentu tidak lagi jadi hal yang sulit kan?

3. Buah 
Selain ikan dan kacang-kacangan, beberapa buah seperti alpukat, apel, manggis, dan blueberry juga mengandung lemak baik untuk otak. Rasa manis yang tidak berlebih disertai daging buah lembut dan sensasi asam yang samar-samar dari buah akan memperlancar aliran darah ke otak sehingga diri Anda pun tidak lagi sulit fokus.

4. Kafein 
Sejak lama, kafein menjadi salah satu zat yang dipercaya dan terbukti mampu meningkatkan fokus, konsentrasi, dan kewaspadaan seseorang. Beberapa penelitian bahkan menyebut zat ini mampu meningkatkan kemampuan mental seseorang dalam jangka pendek! Beberapa asupan yang diketahui menjadi sumber kafein yang baik di antaranya kopi dan teh. Namun, ingat untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi sumber kafein. Dalam kadar yang berlebih, kafein terbukti bisa menimbulkan efek buruk seperti rasa gelisah dan detak jantung yang tidak beraturan.

5. Gula 
Sensasi manis dari bahan makanan yang satu ini ternyata tidak hanya nikmat di lidah, tetapi juga sekaligus berperan penting untuk otak. Dalam penelitian, rasa manis dari gula terbukti memberikan rangsangan pada bagian tertentu di otak yang bertanggung jawab terhadap fokus dan konsentrasi. Karenanya, cobalah meminum segelas minuman manis kala dirimu merasa stuck dan sulit berkonsentrasi.

sumber: kesekolah.com

Pentingnya Mengajak Anak Main di Luar

Sekarang ini, anak-anak sudah mempunyai dunia tersendiri. Cukup memegang remote control atau memegang gadget mereka sudah masuk dalam relung kehidupan asing dan asyik. Saking asyiknya jangankan orang lain kadang orang tuanya juga bisa menjadi orang lain bagi anak itu. Kondisi itu jika berlanjut bukan tidak mungkin akan menjadikan anak-anak sebagai pribadi yang mempunyai ego berlebihan. Dan itu tidak baik! Oleh karena itu, sebagai orang tua tidak salah mengajak anak menikmati luasnya dunia ini dengan cara bermain, berolah raga atau bercanda di luar rumah atau di taman.

Ada banyak manfaat yang anak dapatkan ketika bermain di luar rumah: 
1. Memiliki Penglihatan yang Lebih Bagus 
Sebuah penelitian dari Optometry and Vision Science menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan waktu di luar memiliki penglihatan yang lebih baik daripada anak-anak yang bermain di dalam ruangan.

2. Meningkatkan Kemampuan 
Sosial Mengajak anak ke luar dan bermain bersama bisa meningkatkan sejumlah kemampuan. Salah satunya adalah kemampuan sosial atau bersosialisasi. Misalnya, saat main seluncur, setiap anak harus bisa mengantri untuk mendapatkan giliran meluncur. Dan ketika bermain di luar, kesempatan mereka untuk bertemu teman-teman baru juga semakin besar.

3. Membuat Lebih Fokus 
Bermain di luar atau di ruang terbuka bisa membuat anak-anak bisa lebih fokus. Di samping itu, rasa penasaran mereka juga akan meningkat dan hal ini bisa memicu kreativitas mereka. Anak yang sering bermain di luar akan lebih semangat untuk membuat penemuan-penemuan baru dan tidak hanya duduk diam saat melihat sesuatu.

4. Mengurangi Stres 
Anak-anak juga bisa bosan atau stres. Dan salah satu cara terbaik dan alami untuk mengurangi stres itu adalah dengan bermain di luar. Bermain di luar bisa menenangkan pikiran sekaligus menyembuhkan perasaan negatif.

5. Mencegah Defisiensi Vitamin D 
Menurut American Academy of Pediatrics, banyak anak yang menderita defisiensi vitamin D. Vitamin D bisa didapatkan melalui cahaya matahari alami yang bebas dan bisa didapatkan dengan bermain di luar. Dengan asupan vitamin D yang cukup, kita bisa terhindar dari sejumlah penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, dan masalah tulang.

Nah, bagaimana? Tidak ada salahnya lagi mengajak anak Anda bermain diluar.

sumber: kesekolah.com

Benarkah Membentak Anak Bisa Menyebabkan Kerusakan Otak?

Sebagai orang tua pernahkah Anda mendapati anak Anda menjadi rewel dan agak nakal? Tentunya hal ini sering terjadi, bahkan hampir setiap hari. Bagi beberapa wanita, menahan diri untuk tidak marah atau membentak anak adalah hal yang sulit. Padahal, membentak anak akan berdampak sangat buruk. Berteriak pada anak menyebabkan kerusakan fisiologis dengan konsekuensi jangka panjang.

Di dalam kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 triliun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian akan membunuh lebih dari 1 miliar sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan akan membunuh lebih dari 10 miliar sel otak saat itu juga. Sebaliknya, 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 triliun sel otak saat itu juga.

Menurut Martin Teicher, seorang profesor psikiatri di Harvard Medical School, ketika orang tua berteriak kepada anak-anaknya akan terjadi kerusakan struktur otak pada anak. Pada otak anak yang sering dibentak, saluran yang menghubungkan otak kanan dengan otak kiri menjadi lebih kecil. Hal ini mempengaruhi area otak yang berhubungan dengan emosi dan perhatian. Perubahan ini pada saat anak dewasa akan menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian, resiko bunuh diri dan aktivitas otak yang mirip dengan epilepsi.

Anak-anak yang dibentak cenderung menjadi takut dengan orang tua mereka. Hal ini menciptakan ketidakpercayaan dan respon memberontak pada anak. Hal ini akan menyebabkan hubungan antara orang tua dan anak menjadi tidak sehat di kemudian hari.

Beberapa cara menghindarkan diri membentak atau berteriak pada anak: 
1. Bernapaslah dengan tenang. Ketika Anda akan marah pada anak, tarik nafas perlahan dan hembuskan. Tutup mata Anda sebentar dan tenangkan diri Anda.
2. Semua orang tua memiliki anak yang menyenangkan, hanya terkadang sedikit nakal. Ajari disiplin pada anak dengan kasih sayang dan cara yang positif.
3. Jadilah contoh yang baik bagi anak Anda.
4. Nasehati anak dengan bahasa yang halus dan tutur kata yang lembut.
5. Ajari anak untuk dapat mengekspresikan perasaannya dengan baik kepada orang tua maupun temannya. 6. Selalu berikan pujian jika anak melakukan hal yang baik.
7. Perkuat hubungan Anda dengan anak. Jadilah pribadi yang dekat dan akrab dengan anak Anda.
8. Tanamkan dalam diri Anda bahwa Anda mengajari anak disiplin untuk membangun karakter yang baik, bukan untuk membuat anak Anda menangis dan bersedih.
9. Tidak ada orang tua yang sempurna. Tetaplah tenang jika anak Anda nakal atau rewel. Ajaklah anak bicara baik-baik dan penuh kelembutan.
10. Ajarkan disiplin pada anak tanpa memukul. Peluk atau elus lembut kepala anak sambil menasehati.

Melalui pendekatan ini diharapkan dapat membentuk karakter dan jiwa anak secara positif. Anak adalah anugerah Tuhan yang menjadikan kita belajar tentang cinta, kebijaksanaan dan kelembutan.

sumber:  kesekolah.com