Jumat, 20 Maret 2015

Benarkah Membentak Anak Bisa Menyebabkan Kerusakan Otak?

Sebagai orang tua pernahkah Anda mendapati anak Anda menjadi rewel dan agak nakal? Tentunya hal ini sering terjadi, bahkan hampir setiap hari. Bagi beberapa wanita, menahan diri untuk tidak marah atau membentak anak adalah hal yang sulit. Padahal, membentak anak akan berdampak sangat buruk. Berteriak pada anak menyebabkan kerusakan fisiologis dengan konsekuensi jangka panjang.

Di dalam kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 triliun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian akan membunuh lebih dari 1 miliar sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan akan membunuh lebih dari 10 miliar sel otak saat itu juga. Sebaliknya, 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 triliun sel otak saat itu juga.

Menurut Martin Teicher, seorang profesor psikiatri di Harvard Medical School, ketika orang tua berteriak kepada anak-anaknya akan terjadi kerusakan struktur otak pada anak. Pada otak anak yang sering dibentak, saluran yang menghubungkan otak kanan dengan otak kiri menjadi lebih kecil. Hal ini mempengaruhi area otak yang berhubungan dengan emosi dan perhatian. Perubahan ini pada saat anak dewasa akan menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian, resiko bunuh diri dan aktivitas otak yang mirip dengan epilepsi.

Anak-anak yang dibentak cenderung menjadi takut dengan orang tua mereka. Hal ini menciptakan ketidakpercayaan dan respon memberontak pada anak. Hal ini akan menyebabkan hubungan antara orang tua dan anak menjadi tidak sehat di kemudian hari.

Beberapa cara menghindarkan diri membentak atau berteriak pada anak: 
1. Bernapaslah dengan tenang. Ketika Anda akan marah pada anak, tarik nafas perlahan dan hembuskan. Tutup mata Anda sebentar dan tenangkan diri Anda.
2. Semua orang tua memiliki anak yang menyenangkan, hanya terkadang sedikit nakal. Ajari disiplin pada anak dengan kasih sayang dan cara yang positif.
3. Jadilah contoh yang baik bagi anak Anda.
4. Nasehati anak dengan bahasa yang halus dan tutur kata yang lembut.
5. Ajari anak untuk dapat mengekspresikan perasaannya dengan baik kepada orang tua maupun temannya. 6. Selalu berikan pujian jika anak melakukan hal yang baik.
7. Perkuat hubungan Anda dengan anak. Jadilah pribadi yang dekat dan akrab dengan anak Anda.
8. Tanamkan dalam diri Anda bahwa Anda mengajari anak disiplin untuk membangun karakter yang baik, bukan untuk membuat anak Anda menangis dan bersedih.
9. Tidak ada orang tua yang sempurna. Tetaplah tenang jika anak Anda nakal atau rewel. Ajaklah anak bicara baik-baik dan penuh kelembutan.
10. Ajarkan disiplin pada anak tanpa memukul. Peluk atau elus lembut kepala anak sambil menasehati.

Melalui pendekatan ini diharapkan dapat membentuk karakter dan jiwa anak secara positif. Anak adalah anugerah Tuhan yang menjadikan kita belajar tentang cinta, kebijaksanaan dan kelembutan.

sumber:  kesekolah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar