Rabu, 25 Maret 2015

Ternyata Barang-Barang Ini Lebih Kotor dari Toilet

Banyak orang merasa jijik ketika melihat toilet dalam keadaan kotor dan berlumut. Toilet memang salah satu lokasi kuman bersarang, dan menyimpan sejuta bakteri. Namun, tidak hanya toilet, ada benda-benda di rumah Anda yang juga bisa lebih kotor dari toilet. Apa saja sih barang-barang itu?

Smartphone 
Smartphone sangat dekat dengan kehidupan Anda. Karena terlalu sering dipegang dan terlalu sering menempel sana-sini, smartphone menyimpan jumlah bakteri lebih banyak daripada bakteri di dudukan toilet. Maka dari itu, bersihkan smartphone Anda secara rutin dengan cairan pembersih khusus agar penyebaran bakterinya berkurang.

Spons Cuci Piring 
Percaya tidak percaya, spons cuci piring yang Anda gunakan menyimpan 200 kali lebih banyak bakteri dan kotoran daripada dudukan toilet. Setiap 6,25 cm spons cuci piring, mengandung 10 juta bakteri di dalamnya. Oleh karena itu, gantilah spons cuci piring Anda minimal dua minggu sekali agar cucian bebas bakteri.

Tas 
Tas kesayangan Anda bisa menjadi tempat bersarangnya kuman penyakit. Jangan pernah meletakkan tas sembarangan, apalagi menyimpannya di bawah meja, di dekat dapur atau di area dekat makanan disiapkan. Segala kegiatan yang Anda lakukan di luar rumah secara teratur juga bisa membuat tas Anda terpapar segala jenis bakteri jahat. Para ahli memperingatkan agar membersihkan tas secara berkala, dan tidak menyimpan sampah terlalu lama dalam tas.

Uang 
Uang adalah salah satu benda paling kotor di dunia. Dalam satu lembar uang, ada banyak sekali bakteri yang berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Bisa dibayangkan kalau sebelum Anda pegang, uang tersebut dipegang oleh orang yang belum mencuci tangannya setelah keluar dari toilet. Untuk itu, usahakan untuk selalu mencuci tangan setelah memegang uang.

Tidak semua benda yang terlihat bersih benar-benar bersih. Selalu hati-hati dan jagalah kebersihan.

sumber: kesekolah.com

Ketika Anak Lebih Percaya pada Orang Lain Daripada Orang Tua

Anda pernah mengalami anak tidak patuh ketika dinasehati, tapi justru patuh ketika orang lain yang menasehat? Anak lebih percaya orang lain ketimbang kepada orang tuanya. Mungkin hal seperti ini bisa sangat menjengkelkan bagi Anda. Namun perhatikanlah apa yang membuat anak bisa bersikap demikian. Evaluasi diri Anda apakah ada hal yang salah saat Anda mendidik, atau Anda kurang mempunyai ikatan batin dengan anak sehingga si anak tidak mau menuruti perintah Anda.

Orang tua yang sibuk atau yang tidak punya waktu untuk mendidik anak. Biasanya anak diasuh oleh baby sitter atau dititipkan ke penitipan anak, banyak sekali orang tua yang melakukan hal demikian. Anaklah yang sebenarnya jadi korban karena kurang mendapat perhatian dari orang tua. Anak tidak memiliki ikatan batin kepada orang tua sehingga cenderung tidak patuh. Jika pengasuh sudah memiliki kemampuan dalam mendidik anak berakibat pada anak lebih percaya orang lain atau pengasuhnya ketimbang orang tua. Kasih sayang orang tua sangat dibutuhkan anak agar lebih tercipta ikatan batin yang erat.

Untuk itu, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua: 
1. Konsisten 
Rancanglah peraturan buat si anak kemudian terapkanlah dengan konsisten. Anak cenderung suka mencari celah untuk melanggar peraturan. Maka terapkanlah peraturan yang telah dibuat agar anak memiliki kepatuhan kepada orang tua.

2. Berikan Pujian 
Ketika anak mau menuruti perintah kita berilah pujian atau hadiah pada mereka. Anak sangat suka dengan hadiah dan pujian. Hal itu akan membuat anak lebih respek pada kita karena merasa dihargai usahanya.

3. Bersikap Lembut 
Pada umunya anak tidak suka dengan cara yang kasar atau keras ketika kita memerintahnya misalnya dengan bentakan atau makian. Orang tua harus bersikap tegas bukan berarti harus bersikap keras, tapi dengan bersikap lebih lembut kepada anak. Cobalah pahami kemauan anak akan tetapi salurkan kemauannya pada hal yang positif. Ketika anak sudah nyaman dengan kita maka akan lebih percaya dengan apa yang kita perintahkan.

4. Beri Teladan 
Cara terbaik dalam mendidik anak adalah memberinya contoh atau teladan. Usahakan bangun pagi, disiplin dalam hal apapun, rajin beribadah dan contoh baik lainnya agar anak bisa meniru apa yang kita contohkan.

5. Berikan Penjelasan 
Setiap perintah, teguran atau nasihat kepada anak hendaknya disertai dengan penjelasan mengenai hal baik yang terkandung di dalamnya. Ketika anak diberi pengertian, anak akan cenderung mempercayai apa yang kita katakan karena anak memerlukan alasan kenapa hal ini baik dilakukan dan kenapa hal itu tidak.

Mendidik anak adalah kewajiban orang tua. Untuk itu sebaiknya anak lebih percaya kepada orang tua ketimbang anak lebih percaya orang lain.

sumber: kesekolah.com