Semua orang tua di dunia pasti pernah memarahi anaknya. Penyebab dari
kemarahan antara lain bisa dikarenakan sikap anak yang rewel, keras
kepala, suka membantah dan lain-lain. Sikap marah yang ditunjukkan
orangtua sebenarnya bertujuan supaya anak menyadari kesalahannya dan mau
memperbaikinya. Namun, keseringan memarahi anak justru dapat memberi
dampak negatif bagi perkembangan otak anak.
Penelitian dilakukan
oleh Lise Gliot, Phd. seorang Neuroscientist dari Chicago Medical School
mengatakan; Di dalam setiap kepala seorang anak, terdapat lebih dari 10
trilyun sel otak yang siap bertumbuh. Satu bentakan saja mampu membunuh
lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Satu pukulan atau cubitan ,
mampu membunuh lebih dari 10 milyar sel otak saat itu juga. Sebaliknya
satu pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 trilyun
sel otak saat itu juga.
Berikut dampak buruk jika sering memarahi anak:
1. Penurunan kepercayaan diri
Anak-anak
yang sering dimarahi cenderung akan berpikir bahwa penyebab dia
dimarahi adalah karena melakukan kesalahan. Semakin sering anak
dimarahi, maka semakin kuat opini pada diri anak bahwa semua tindakannya
adalah salah. Sehingga anak takut melakukan hal-hal yang baru, merasa
minder dan pada akhirnya anak akan kehilangan rasa percaya diri dan Anak
akan lebih memilih diam dan tidak berbuat daripada dimarahi.
2. Depresi
Anak-anak
yang sering dimarahi akan mengalami tekanan mental atau depresi. Anak
akan jadi lekas marah, egois, agresif, merasa bersalah, dan lambat dalam
berpikir, berbicara, atau bergerak. Anak juga cenderung melakukan
tindakan kekerasan, baik fisik maupun verbal dan hal ini bisa berlanjut
hingga mereka dewasa.
3. Trauma
Kemarahan tidak
mengajarkan apa-apa terhadap perkembangan anak, justru membuat renggang
ikatan batin antara orang tua dan anak. Anak akan merasa tidak nyaman
dan takut karena perilaku orang tuanya. Anak yang sering kena marah bisa
mengalami trauma, jika kekerasan verbal yang mereka alami disertai
dengan pemberian julukan atau label yang negatif, yang kasar dan tidak
yang pantas, seperti anak nakal, anak bodoh dan lain-lainnya
4. Cenderung berkepribadian Introvert
Kepribadian
introvert merupakan kondisi psikologis dimana anak lebih pendiam dan
cenderung tertutup dan menarik diri dari lingkungannya. Anak enggan
mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya, takut mengutarakannya
karena anak takut dipersalahkan.
Memang tidak mudah menahan diri
untuk tidak memarahi anak. Namun, ini lah tantangan bagi para orang tua
untuk lebih sabar dan bijak dalam menyikapi perilaku anak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Asam jawa atau nama ilmiahnya Tamarindus indica merupakan tanaman yang biasa di gunakan sebagai bumbu masakan Indonesia. Umumnya digunakan ...
-
Jika kita dengar ada anak hiperaktif dalam bayangan kita pasti anak itu selalu bertingkah berlebihan dan mengganggu. Sebenarnya apa itu hi...
-
Tanaman dengan nama latin Mintha Spacata ini merupakan salah satu herbal tertua dan paling popular yang berkembang diseluruh dunia. Tanaman...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar