Kamis, 09 Juni 2016

Dampak Buruk Sering Memarahi Anak

Semua orang tua di dunia pasti pernah memarahi anaknya. Penyebab dari kemarahan antara lain bisa dikarenakan sikap anak yang rewel, keras kepala, suka membantah dan lain-lain. Sikap marah yang ditunjukkan orangtua sebenarnya bertujuan supaya anak menyadari kesalahannya dan mau memperbaikinya. Namun, keseringan memarahi anak justru dapat memberi dampak negatif bagi perkembangan otak anak.
Penelitian dilakukan oleh Lise Gliot, Phd. seorang Neuroscientist dari Chicago Medical School mengatakan; Di dalam setiap kepala seorang anak, terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang siap bertumbuh. Satu bentakan saja mampu membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Satu pukulan atau cubitan , mampu membunuh lebih dari 10 milyar sel otak saat itu juga. Sebaliknya satu pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 trilyun sel otak saat itu juga.

Berikut dampak buruk jika sering memarahi anak:
1. Penurunan kepercayaan diri

Anak-anak yang sering dimarahi cenderung akan berpikir bahwa penyebab dia dimarahi adalah karena melakukan kesalahan. Semakin sering anak dimarahi, maka semakin kuat opini pada diri anak bahwa semua tindakannya adalah salah. Sehingga anak takut melakukan hal-hal yang baru, merasa minder dan pada akhirnya anak akan kehilangan rasa percaya diri dan Anak akan lebih memilih diam dan tidak berbuat daripada dimarahi.

2. Depresi
Anak-anak yang sering dimarahi akan mengalami tekanan mental atau depresi. Anak akan jadi lekas marah, egois, agresif, merasa bersalah, dan lambat dalam berpikir, berbicara, atau bergerak. Anak juga cenderung melakukan tindakan kekerasan, baik fisik maupun verbal dan hal ini bisa berlanjut hingga mereka dewasa.

3. Trauma
Kemarahan tidak mengajarkan apa-apa terhadap perkembangan anak, justru membuat renggang ikatan batin antara orang tua dan anak. Anak akan merasa tidak nyaman dan takut karena perilaku orang tuanya. Anak yang sering kena marah bisa mengalami trauma, jika kekerasan verbal yang mereka alami disertai dengan pemberian julukan atau label yang negatif, yang kasar dan tidak yang pantas, seperti anak nakal, anak bodoh dan lain-lainnya

4. Cenderung berkepribadian Introvert
Kepribadian introvert merupakan kondisi psikologis dimana anak lebih pendiam dan cenderung tertutup dan menarik diri dari lingkungannya. Anak enggan mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya, takut mengutarakannya karena anak takut dipersalahkan.

Memang tidak mudah menahan diri untuk tidak memarahi anak. Namun, ini lah tantangan bagi para orang tua untuk lebih sabar dan bijak dalam menyikapi perilaku anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar