Kamis, 02 Juli 2015

Pentingnya Mengajarkan Pendidikan Seks kepada Anak

Bagi sebagian orang, seks adalah hal yang tabu untuk dibicarakan. Mereka menganggap itu adalah wilayah pribadi yang tidak perlu didiskusikan dengan siapapun kecuali dengan pasangannya sendiri. Bagaimana jika pertanyaan tentang seks muncul dari anak? Apakah Anda akan membiarkan anak-anak mencari jawabannya sendiri. Bagaimana jika mereka mendapatkan informasi yang tidak benar dari teman atau dengan mencari tahu dari internet yang belum tentu bisa memberikan jawaban yang tepat sesuai dengan usia mereka?

Saatnya Anda menjadi orangtua sekaligus sahabat bagi mereka yang bisa dijadikan tempat bertanya dan berdiskusi tentang banyak hal yang ingin mereka ketahui. Sebagai orangtua perlu bersikap waspada dengan banyaknya berita tentang pelecehan seksual yang terjadi pada anak-anak, juga tentang banyaknya kasus seks pranikah di kalangan remaja, kehamilan di luar nikah, prostitusi anak, penyakit menular seksual dan banyak lagi hal-hal negatif yang terjadi jika anak salah memahami tentang seks. Kapan pendidikan seks mulai diberikan kepada anak? Waktu yang terbaik untuk memberikan pendidikan seks adalah sejak usia dini bahkan saat anak masih balita. Bentuk pendidikan seks untuk anak berbeda untuk setiap tahapan usia.

Usia 1- 5 tahun 
Pada tahapan usia ini, Anda mulai menanamkan pemahaman tentang organ-organ seks miliknya. Waktu yang tepat adalah saat memandikan dia, jelaskan bagian-bagian tubuhnya, dari kepala sampai kaki. Tegaskan pada balita Anda bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh dipertontonkan dan disentuh oleh sembarang orang.

Usia 5-10 tahun 
Pada usia ini, biasanya mulai banyak pertanyaan yang terkait dengan seks seperti, pertanyaan darimana dia berasal, kenapa dia ada di perut mama, bagaimana dia keluar dari perut mama dan pertanyaan sejenis lainnya. Sebagai orangtua, kita harus bisa menjawab dengan bahasa yang sederhana namun mudah dipahami oleh anak pada tahapan usia itu. Jelaskan juga bahwa semua itu adalah proses yang alami sehingga anak tidak akan menganggap itu sebagai suatu hal yang menakutkan dan menyakitkan. Jangan lupa untuk menekankan bahwa proses kehamilan hanya boleh terjadi pada pasangan suami istri yang sah.

Usia Pra Remaja 
Pada tahapan ini, Anda mulai menjelaskan mengenai menstruasi yang terjadi pada anak perempuan, mengenai mimpi basah yang dialami anak laki-laki, mengenai perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan dan anak laki-laki.

Usia Remaja 
Pada tahapan usia remaja, makin banyak informasi yang diperoleh sang anak, baik dari pelajaran di sekolah, dari guru di kelas, dari teman sekolah dan teman bermain, juga dari berbagai informasi yang dengan mudah mereka dapatkan di internet. Pada tahapan ini, peran aktif Anda sebagai orang tua sangat penting, jelaskan tentang bahayanya seks pra nikah yang akan mengakibatkan kehamilan di luar nikah yang tidak diinginkan atau kemungkinan terkena penyakit menular seksual jika terlibat dengan pergaulan bebas.

Sebagai orangtua yang berperan dalam pendidikan seks anak mulai usia dini, Anda juga harus memperkuat pendidikan agama anak Anda sebagai dasar moral yang akan membantu mereka untuk tidak melanggar ketentuan agama.

sumber: Kesekolah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar