Setiap anak yang lahir di dunia merupakan amanah yang dibekali dengan berbagai
potensi hebat berupa kepekaan, kecerdasan, penglihatan serta
pendengaran yang luar biasa bagusnya. Jika sejak dini sampai masa
anak-anak berlangsung disadari dan dikembangkan dengan cara yang
kondusif, akan terbentuk anak hebat yang sangat mengagumkan. Namun pada
kenyataannya, banyak orang tua dan guru tidak memahami akan potensi
tersebut sehingga dalam proses belajarnya salah dan menyimpang.
Semenjak lahir, kreativitas anak sesungguhnya sangatlah tinggi. Sayangnya seiring berjalannya waktu, kreativitas anak ini menurun dengan sangat tajam terutama saat mereka memasuki tingkat 3 atau 4 sekolah dasar. Hal ini berbeda dengan tingkat inteligensia yang bisa meningkat 10 poin seiring dengan semakin cerdasnya si Kecil karena pengaruh dan pemahamannya terhadap lingkungan. Kreativitas anak, justru bergerak sebaliknya. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Berikut beberapa hasil penelitian para ahli berkaitan dengan hal tersebut.
1. Hadiah
Para peneliti menemukan ternyata iming-iming hadiah dapat menghambat daya eksplorasi dan imajinasi anak. Seorang anak akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapat hadiah. Namun, sama sekali tidak ingin berusaha lebih jauh dari usaha yang ia lakukan untuk meraih hadiah tersebut. Hadiah akan menghambat kesenangan intrinsik dari aktivitas kreatif. Sebagai orang tua kita tentu lebih ingin anak-anak kita selalu senang dengan semua kegiatan yang ia lakukan, menjadi anak yang penuh motivasi, dibanding buku laporan yang penuh dengan bintang.
2. Membatasi pilihan
Sistem pendidikan yang selama ini diterapkan, membuat anak-anak hanya mengenal bahwa hanya ada satu jawaban yang benar dan hanya ada satu standar. Kebanyakan mainan anak-anak pun dibuat hanya dengan satu instruksi. Lebih parah lagi, jarang sekali kita membiarkan mereka untuk memilih. Padahal membiarkan mereka memiliki banyak pilihan merupakan salah satu cara untuk berpikir lateral. Berpikir lateral adalah cara berpikir di luar batasan yang telah diberikan atau berpikir dengan menggunakan prespektif baru. Untuk itulah anak-anak kreatif akan selalu punya banyak alternatif penyelesaian dan sangat antusias mengikuti rasa ingin tahu mereka.
3. Membayangi anak
Selalu berada di sisi si Kecil dan tanpa sadar ikut campur atau mengatur aktivitasnya justru akan mengurangi kreativitas anak itu sendiri. Karena terbiasa diawasi dan dijaga, serta dinasehati agar mereka terhindar dari kesalahan, kegagalan, atau apa pun yang terlalu beresiko, justru akan membuat anak tidak berani mencoba lebih jauh. Dan bahkan tidak belajar bahwa kesalahan dan kegagalan adalah bagian dari proses keberhasilan.
4. Terlalu banyak memberi kegiatan pada anak
Aktivitas berorganisasi, aneka kursus dan pelatihan, aktivitas sosial, selalu sibuk menjadwalkan untuk anak. Seolah jadwal harian si kecil tidak juga penuh. Kita terlalu sibuk menstimulasi mereka hingga lupa untuk menyisihkan waktu untuk kegiatan yang paling penting. Sesekali membiarkan anak tanpa kegiatan apa pun, akan membantu imaginasinya berkembang, memberikan ide-ide baru dan kreatif.
Kreatifitas anak berkembang ketika anak-anak merasa enjoy dengan aktivitas mereka.
sumber: kesekolah.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Asam jawa atau nama ilmiahnya Tamarindus indica merupakan tanaman yang biasa di gunakan sebagai bumbu masakan Indonesia. Umumnya digunakan ...
-
Jika kita dengar ada anak hiperaktif dalam bayangan kita pasti anak itu selalu bertingkah berlebihan dan mengganggu. Sebenarnya apa itu hi...
-
Tanaman dengan nama latin Mintha Spacata ini merupakan salah satu herbal tertua dan paling popular yang berkembang diseluruh dunia. Tanaman...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar