Senin, 11 Mei 2015

Mengenal Ciri-Ciri Anak Hiperaktif

Jika kita dengar ada anak hiperaktif dalam bayangan kita pasti anak itu selalu bertingkah berlebihan dan mengganggu. Sebenarnya apa itu hiperaktif? Hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktifitas (GPPH) atau Attention Deficit and Hyperactifity Disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperkatif, dan impulsif. Ciri perilaku mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut sampai dewasa.

Jadi anak yang mengalami kekurangan perhatian dia bisa menjadi hiperaktif. Anak hiperaktif dan aktif itu berbeda. Anak hiperkatif bergerak dan melakukan sebuah tindakan tanpa tujuan. Jika anak aktif dia selalu mempunyai tujuan dalam setiap gerakan dan tindakannya.

Bahkan para ahli mulai menyepakati, bahwa penyebab anak hiperaktif yaitu adanya kerusakan kecil yang terjadi pada sistem saraf pusat juga gangguan terhadap otak, sehingga rentang konsentrasi yang terjadi pada anak menjadi sangat pendek serta sangat sulit untuk di kendalikan. Bahkan anak yang menderita hiperaktif akan bergerak kesana kemari tanpa adanya satu tujuan, tidak sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Bahkan mereka juga kerap gagal dalam menyelesaikan tugas, walaupun tugas yang di hadapinya kecil.

Mengatasi anak hiperaktif sangatlah sulit, karena hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor berupa tempremen bawaan lahir, pengaruh lingkungan sekitarnya, malfungsi otak, juga epilepis. Bukan hanya itu, faktor lainnya yang menyebabkan anak hiperaktif yaitu kondisi gangguan di kepala seperti geger otak, trauma kepala yang dikarenakan proses persalinan yang berjalan sangat sulit atau kepala yang pernah terbentur keras, infeksi, keracunan, gizi buruk, serta terjadinya alergi terhadap makanan.

Gangguan yang dialami ini tidak ketara, dikarenakan anak tidak mengeluh kesakitan, walaupun sebenarnya telah terjadi gangguan terhadap susunan saraf si kecil. Namun sangat di sayangkan, orangtua kerap salah dalam menduga, anak yang berumur masih 2 tahun yang memang lagi senang-senangnya bergerak dan sangat sulit untuk duduk divonis sebagai anak hiperaktif. Padahal, ciri-ciri anak hiperaktif baru bisa terdeteksi ketika anak sudah berusia 4 tahun, atau di awal ia memasuki bangku sekolah.

Anak-anak yang mengalami gejala hiperaktif akan lebih cenderung tidak akan menyelesaikan pekerjaannya. Mereka akan lebih cepat beralih dari satu pekerjaan atau kegiatan kepekerjaan yang lainnya. Terkadang perkembangan motoriknya serta perkembangan bahasanya juga sangat lambat. Mereka akan jauh lebih mudah terangsang, perhatian yang gampang teralihkan, tidak tahan akan frustasi, serta kurang dapat dalam mengontrol diri.

Suasana hati anak hiperaktif juga sangat labil, sebentar gembira sebentar lagi sedih, sebentar ngambek sebentar baik lagi. Jika ciri-ciri di atas terjadi pada anak Anda, maka sebaiknya Anda jangan terburu-buru untuk mengambil vonis kalau anak Anda hiperaktif. Anda harus mengamati perkembangannya, dan cobalah bandingkan dengan anak-anak yang lainnya yang memiliki usia yang sama.

sumber: kesekolah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar