Kamis, 08 Januari 2015

Benarkah Rokok Elektrik Bisa Menyembuhkan Kecanduan Merokok?

Di tengah derasnya seruan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan kesehatan, maka para perokok pun mulai berpikir untuk berhenti merokok. Salah satu alternatif yang populer untuk dilakukan adalah dengan menggunakan rokok elektrik.

Rokok elektrik atau electric cigarette, dikenal juga dengan sebutan electric nicotine delivery system (ENDS). Rokok ini menggunakan baterei lithium yang memanaskan larutan, yang kemudian menghasilkan uap yang menyerupai asap rokok. Uap ini dihisap masuk ke dalam paru-paru, dan dihembuskan kembali keluar persis seperti lazimnya dilakukan perokok asli. Larutan yang digunakan mengandung propilen glikol, gliserin, perasa buatan, dan nikotin. Kandungan nikotin dalam rokok elektronik bertujuan untuk mengobati kecanduan para perokok.

Dalam beberapa waktu terakhir ini, tren merokok dengan rokok elektrik sangatlah tinggi. Rokok elektrik hampir sama seperti Anda merokok dengan shisha dan mengeluarkan uap air yang terlihat seperti asap. Karena diklaim lebih sehat, maka penggunaan rokok elektrik sangatlah tinggi. Namun benarkah rokok elektrik benar-benar mampu menyembuhkan kecanduan akan rokok?

Profesor Peter Hajek, peneliti dari UK Centre for Tobacco and Alcohol Studies di QMUL, Inggris. Menemukan bahwa 1 dari 10 perokok elektrik menemui keberhasilan untuk berhenti merokok sekitar 1 tahun kemudian setelah mereka beralih menggunakan rokok elektrik. Cara berhenti dengan tetap seolah-olah merokok mampu membuat para pecandu rokok merasa tidak terlalu sulit untuk menghentikan kebiasaan ini. Sebab mereka merasa bahwa kebiasaan ini tidak diputus secara total namun perlahan. Hal ini dirasa lebih ringan daripada menggunakan patch anti nikotin atau benar-benar berhenti merokok.

Penelitian lain yang dilakukan di University of College London juga mendukung penelitian ini. Bahkan semakin tradisional jenis rokok elektrik yang digunakan, maka kesempatan untuk berhenti merokok bahkan mencapai persentase 50%.

Walaupun bermanfaat, keberadaan dari rokok elektrik ini pun tidak lepas dari kontroversi. Beberapa negara seperti Norwegia, Brasil, dan Singapura melarang penjualan rokok ini. Sebab para peneliti dari negara tersebut menilai bahwa rokok elektrik membahayakan kesehatan karena membuat perokoknya hanya menghirup asap berbahaya. Selain itu muncul pula kekhawatiran bahwa generasi muda yang tidak merokok akan mulai mencoba-coba untuk merokok lewat rokok elektrik sebagai awalannya.

sumber: kesekolah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar